Senin, 11 Mei 2015

Anak berbakti

💌 Kapankah Seorang Anak Dianggap Berbakti Kepada Orang Tuanya?

Seorang anak tidak akan dianggap berbakti kepada orang tuanya hingga ia melakukan 4 hal:

1. Mengutamakan ridho kedua orang tua diatas keridhoan dirinya, istrinya, anaknya & semua orang yg dicintainya.

2. Mentaatinya setiap perintahnya & meninggalkan seluruh larangannya selama tdk bertentangan syari'at Islam.

3. Memberikan semua yg mereka inginkan dengan senang hati & ikhlas, meski hanya dipahami dari bahasa tubuh mereka & mereka pun memang tdk pernah memintanya secara langsung. Semua ini didasari olh sikap seorang anak yg mengatakan bahwa seluruh apa yg ia berikan kpd kedua orang tuanya belum dapat membalas semua kebaikan mereka.

4. Senantiasa mencurahkan kebaikan kpd mereka kendati mereka telah wafat, khususnya doa & istighfar.

Ya Allah! Jadikan kami anak2 yg berbakti kpd orang tua kami, ampunilah mereka & rahmatilah mereka sebagimana mereka telah mencurahkan kasih sayangnya kpd kami & jadikanlah mereka sebagai sebab masuknya kami kedalam syurga-Mu.

✏ Oleh Ustadz Djazuli, Lc حفظه الله تعالى

🌱🌻💐🌹🌷🌹💐🌻🌱

-----------------
📝 Repost: WA Dakwah Jalyat Unaiza_Indo

Senin, 04 Mei 2015

Adab-Adab Bermajelis

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 15 Rajab 1436 H / 4 Mei 2015 M
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📗 Kitābul Jāmi' | Bulughul Maram
🔊Hadits ke-5 | Adab-Adab Bermajelis
⬇ Download Audio dan Transkrip
🌐 http://goo.gl/iWEn9a
~~~~~~~~~~~~~~~~~~


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

7⃣ Kita masuk pada halaqoh yang ke-7 tentang Baabul Adab.

وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : "لاَ يُقِيْمُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ مَجْلِسِهِ ثُمَّ يَجْلِسُ فِيْهِ، وَلَكِنْ تَفَسَّحُوْا وَتَوَسَّعُوْا." مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Hadits dari Ibnu 'Umar radhiyallāhu Ta'ālā 'anhuما beliau berkata: Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: Janganlah seseorang membedirikan saudaranya dari tempat duduknya kemudian dia gantikan posisi tempat duduk saudaranya tersebut, akan tetapi hendaknya mereka melapangkan dan merenggangkan.
(Muttafaqun 'alaih), kata AlHafizh Ibnu Hajar hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim.

Para ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, hadits ini kembali menjelaskan kepada kita tentang agungnya Islam. Bahwasanya Islam mengajarkan berbagai macam adab, diantaranya adab terhadap perkara-perkara yang dianggap sepele, seperti adab bermajelis, diatur dalam Islam.

Dalam hadits ini diajarkan 2 adab kepada kita,

1⃣ Adab yang pertama, adab yang berkaitan dengan orang yang datang terlambat di majelis.

Orang tersebut jika datang terlambat di majelis maka hendaknya dia duduk dimana tempat dia berada, tempat dia dapat, ada tempat yang lapang yang kosong maka dia duduk disitu.

Jangan sampai dia kemudian masuk ke tengah-tengah majelis melewati pundak-pundak orang atau membedirikan seorang disuruh pergi kemudian dia menggantikan tempat duduk tersebut. Ini tidak diperbolehkan. Siapa pun orangnya, karena hal ini menunjukkan adanya keangkuhan dan Islam tidak menginginkan hal ini.

Islam mengajarkan tawadhu', kalau ada saudara kita yang sudah lebih dulu duduk ditempat tersebut maka bukan hak kita untuk membuat dia berdiri kemudian kita menggantikan posisinya duduk ditempat tersebut.

Jadi yang pertama berkaitan dengan adab yang datang orang yang terlambat datang dalam majelis.

2⃣ Adab yang kedua berkaitan dengan orang-orang yang sudah terlanjur lebih dahulu duduk.

Maka yang dianjurkan kepada mereka untuk melapangkan majelis.

Bahkan Allah menyebutkan hal ini dalam AlQur'an, kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman, jika dikatakan kepada kalian lapangkanlah majelis kalian, renggangkanlah majelis kalian maka renggangkanlah/lapangkanlah, niscaya Allah akan beri kelapangan pada kalian. (AlMujadilah 11)

Artinya kalau kita lihat saudara kita yang datang terlambat ingin masuk di majelis maka segera kita lapangkan dan berikan dia tempat agar dia bisa duduk menghadiri majelis kita bersama-sama.

Dan ini merupakan adab yang berkaitan dengan orang-orang yang sudah datang terlebih dahulu.

Demikian juga jika ternyata orang yang terlambat datang tadi mengatakan: Yaa ikhwan tafassahu, tolong berikan saya tempat, tolong berikan saya tempat, maka kita dengarkan ucapannya sebagaimana perintah Allah tadi idza qiila lakum, dikatakan kepada kalian lapangkanlah dan renggangkanlah maka lakukanlah, lapangkanlah maka niscaya Allah akan berikan kelapangan pada kalian.

Sungguh indah adab-adab Islam, mengajarkan bagaimana adab dalam bermajelis.

Para ulama juga menyebutkan majelis yang dimaksud dalam hadits ini adalah majelis umum yang berkaitan dengan kebaikan, oleh karenanya termasuk ke dalamnya adalah majelis dzikir misalnya, atau misalnya majelis ilmu, majelis pengajian misalnya atau misalnya majelis shalat Jum'at, orang-orang menunggu shalat Jum'at sementara majelis sudah full maka kalau masih ada tempat yang renggang maka hendaknya dia memberikan tempat pada saudaranya.

Ini menunjukkan saling cinta kasih diantara saudaranya, jadi ingin saudaranya juga menghadiri majelis kebaikan, dia tidak ingin menyakiti saudaranya, dia berikan waktu kesempatan kepada saudaranya untuk ikut dalam majelis tersebut, ini menunjukkan semuanya akan keindahan Islam.

Yang jadi pertanyaan misalnya, ada seseorang ustadz misalnya datang/hadir dalam majlis kemudian ada muridnya yang tidak enak sama ustadz tersebut kemudian berdiri mengatakan mempersilakan ustadz tadi untuk duduk. Maka apa yang dilakukan ustadz ini? Apakah dia duduk menggantikan tempat muridnya tersebut?

Min baabil wara', kalau kita wara', maka hendaknya kita tidak mengambil posisi murid kita tersebut meskipun dia dalam rangka untuk menghormati kita.

Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh sahabat Ibnu 'Umar radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu. Ibnu 'Umar radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu kalau dia datang di majelis langsung karena sebagian orang menghormati dia, maka orang tersebut mempersilakan Ibnu 'Umar untuk menggantikan posisinya, namun Ibnu 'Umar pun tidak mau. Dia tidak mau, dia tawarru', dia tidak ingin mengambil hak orang lain padahal mereka karena menghormati Ibnu 'Umar.

Para ulama mengatakan demikianlah adab yang seharusnya kalau kita datang kemudian ada orang yang berdiri mempersilakan untuk mengambil posisinya maka kita tolak.

Kecuali khawatir kalau orang tersebut akan tersinggung misalnya atau karena orang tersebut sangat cinta kepada kita maka ini masalahnya lain, kita ingin memasukkan rasa senang pada dirinya maka tidak mengapa kita duduk kalau memang halnya sudah demikian. Akan tetapi kalau sekedar dia malu maka tidak boleh kita mengambil hak orang lain.

Demikianlah para ikhwan dan akhwat, semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla mudahkan kita untuk bisa menjalankan adab-adab Islami, adab-adab Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam, sehingga kita bisa bertemu dengan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam di surga kelak.


Aamiin Yaa Rabbal 'aalamiin.
Assalaamu'alaykum warahmatullaah wabarakaatuh.
__________________________
📦 Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004

📝 Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
🌐 http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran

Minggu, 03 Mei 2015

✒ Sebab Menuju Persatuan 📜

📑 EDISI : MANHAJ

✒ Sebab Menuju Persatuan 📜

✏ Setiap umat Islam ingin umatnya bersatu, tidak ada yang ingin umat ini terpecah belah. Namun ada yang menganggap berbeda-beda dalam prinsip beragama yang penting hati kita menyatu.

✏ Logikanya saja, bagaimana mungkin bisa bersatu jika satu pihak berkeyakinan bolehnya sesajen dan ruwatan, yang lainnya ingin umat itu bertauhid.
✏ Bagaimana bisa pula bersatu jika yang satu ingin agar umat cinta pada tradisi, namun tradisi yang ada jika tidak mengandung syirik, yah mengandung bid’ah. Dan mustahil syirik dan bid’ah itu menyatu dengan tauhid dan sunnah.
✏ Diantara kiat-kiat untuk bersatu, diantaranya :

1⃣ Memperbaiki akidah umat.
⇨ Yang dimaksud memperbaiki akidah adalah membersihkan akidah umat dari kesyirikan.

⇨ Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونِ

“Sesungguhnya agama ini adalah agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku.” (QS. Al Mu’minun: 52).

⇨ Karena akidah yang benar akan menyatukan umat dan akan menghilangkan rasa saling benci. Berbeda halnya jika umat itu berbeda-beda pemahaman dalam akidah atau beraneka ragam sesembahan.  Karena setiap kelompok akan mengklaim akidahnyalah yang paling benar, sesembahannyalah yang lebih pantas diagungkan, lalu menganggap keliru ajaran yang lain.

⇨ Bersatu di atas akidah dan sesembahan yang benar tentu lebih baik. Allah Ta’ala berfirman,

أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

“Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” (QS. Yusuf: 39).

⇨ Orang Arab di masa jahiliyah dahulu berpecah belah dan mereka menjadi kaum lemah di muka bumi. Ketika Islam datang, akidah mereka menjadi benar, lalu menyatulah mereka di atas satu daulah.

2⃣ Taat pada ulil amri kaum muslimin.
⇨ Mendengar dan taat pada ulil amri kaum muslimin (yaitu pemerintah yang sah). Oleh karenanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا

“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa pada Allah, dengarlah dan taatlah (pada ulil amri kalian) walau ia seorang budak dari negeri Habasyah. Karena siapa saja di antara kalian yang hidup sesudahku akan melihat perselisihan yang banyak.” (HR. Abu Daud no. 4607, shahih kata Syaikh Al Albani).

⇨ Membangkang pada ulil amri, itulah sebab perpecahan.

3⃣ Mengembalikan segala perselisihan kepada Al Qur’an dan As Sunnah.
⇨ Mengembalikan dan menyelesaikan segala perselisihan kepada Al Qur’an dan As Sunnah ketika terjadi perpecahan.

⇨ AllahTa’ala berfirman,

فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An Nisa’: 59).

⇨ Janganlah kembalikan perselisihan tersebut kepada perkataan si fulan atau perkataan seseorang, namun rujukannya adalah Al Kitab dan As Sunnah -Berdadarkan Pemahaman Shalafus Sholeh-(edt).

4⃣ Melakukan Ishlah.
⇨ Melakukan ishlah atau memperbaiki hubungan antar sesama ketika terjadi perpecahan, ini juga di antara jalan menyatunya umat.

⇨ Allah Ta’ala berfirman,

وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anfal: 1)

5⃣ Memusnahkan para pemberontak dan Khawarij.
⇨ Ini juga di antara jalan menyatunya umat yaitu memusnahkan kelompok yang biasa menimbulkan perpecahan yaitu dari kalangan pemberontak dan Khawarij.

⇨ Kelompok-kelompok ini sebenarnya ingin kaum muslimin terpecah belah.

⇨ Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي

“Tapi kalau yang satu memberontak (melanggar perjanjian) terhadap yang lain, hendaklah yang memberontak itu kamu perangi.” (QS. Al Hujurat: 9).

⇨ Oleh karena itu, Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib pernah memberantas para pemberontak dan Khawarij. Inilah yang menjadi keutamaan dan keunggulan ‘Ali -semoga Allah senantiasa meridhoi beliau-.

👆 Semoga Allah menyatukan kaum muslimin di atas akidah yang benar dan di atas sunnah shahihah. Wallahu waliyyut taufiq.

 الله أعلم بالصواب
وصلى الله على نبينا محمد و الى آله و صحبه أجمعين

📚 Muslim.Or.Id
👤 Muhammad Abduh Tuasikal (Tulisan di atas dikembangkan dari Tulisan Syaikhuna -guru kami- Dr. Sholih bin Fauzan bin ‘Abdillah Al Fauzan mengenai sebab dan jalan menuju persatuan umat Islam dalam kitab “As-ilah Al Manahij Al Jadidah”, Tanya Jawab dengan Beliau, dikumpulkan oleh Jamal bin Farihan Al Haritsi).
📝 Editor : Admin

♻ Silahkan disebar kiriman ini, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazakumullahu Khairan.

 📲 Daftar : Nama, Pekerjaan, L/P, Alamat, kirim ke 085255343898 (Melalui Whats App Bukan SMS)

Contoh RPP 3 siklus

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I

Sekolah : SMK Al Irsyad Al Islamiyah Jakarta
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : XI / 1
Waktu : 4x45 Menit (2x Pertemuan)

A. Standar Kompetensi
2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani.

B. Kompetensi Dasar
2.2 Mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat madani.

C. Indikator
Ciri-ciri masyarakat madani.
Makna masyarakat madani (civil society)
Proses demokratisasi menuju masyarakat madani (civil society)

D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
Mengetahui dan menjelaskan ciri-ciri masyarakat madani.
Mengetahui dan menjelaskan makna masyarakat madani (civil society)
Mengethaui dan menjelaskan proses demokratisasi menuju masyarakat madani (civil society)

E. Materi Ajar
Ciri-ciri masyarakat madani

F. Metode Pembelajaran
Metode diskusi jenis diskusi kelas.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I (2x45 Menit)
Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran.
Guru mencatat kehadiran peserta didik.
Apersepsi dengan mengingat kembali tentang demokrasi.
Untuk mengawali materi ini, guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran dari materi sebagai pengantar.

Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menjelaskan kegunaan dan pentingnya mempelajari materi demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Guru membagi tugas sebagai pelaksana diskusi, seperti peserta didik yang menjadi moderator dan menulis.

Elaborasi
Moderator membuka diskusi dan dilanjutkan dengan pemaparan masalah yang dilakukan oleh guru selama 10-15 menit.
Peserta didik diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar kepada moderator.
Moderator menyimpulkan hasil diskusi.

Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik.
Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan.

Kegiatan Akhir
Dengan bimbingan guru, peserta didik diminta untuk membuat rangkuman peserta didik dan guru melakukan refleksi.
Guru memberikan tugas (PR).
Pertemuan II (2x45 Menit)
Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran.
Guru mencatat kehadiran peserta didik.
Apersepsi dengan mengingat kembali tentang demokrasi.
Untuk mengawali materi ini, guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran dari materi sebagai pengantar.

Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menjelaskan kegunaan dan pentingnya mempelajari materi demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Guru membagi tugas sebagai pelaksana diskusi, seperti peserta didik yang menjadi moderator dan menulis.

Elaborasi
Moderator membuka diskusi dan dilanjutkan dengan pemaparan masalah yang dilakukan oleh guru selama 10-15 menit.
Peserta didik diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar kepada moderator.
Moderator menyimpulkan hasil diskusi.

Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik.
Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan.

Kegiatan Akhir
Dengan bimbingan guru, peserta didik diminta untuk membuat rangkuman.
Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
Guru memberikan tugas (PR).

H. Alat dan Sumber Belajar
Alat : Alat Peraga
Sumber : - Buku pelajaran PKn untuk SMK Kelas XI.
- Buku referensi lain.

I. Penilaian
Teknik : Tugas individu, tugas kelompok, ulangan harian
Bentuk Instrumen : Essay
Contoh Instrumen :
Sebutkan 4 (empat) macam ciri-ciri masyarakat madani!
Kemukakan prinsip-prinsip demokrasi yang berlaku secara universal?


Mengetahui,
Kepala Sekolah





............................................
Jakarta,    September 2014
Peneliti,





AHMAD IRSAN
NPM : 20118200279


 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II

Sekolah : SMK Al Irsyad Al Islamiyah Jakarta
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : XI / 1
Waktu : 4x45 Menit (2x Pertemuan)

A. Standar Kompetensi
2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani.

B. Kompetensi Dasar
2.3 Menganalisis pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi

C. Indikator
Pelaksanaan demokrasi pada zaman Orde Lama
Pelaksanaan demokrasi pada zaman Orde Baru
Pelaksanaan demokrasi pada zaman Reformasi

D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
Mengetahui dan menjelaskan pelaksanaan demokrasi pada zaman Orde Lama
Mengetahui dan menjelaskan pelaksanaan demokrasi pada zaman Orde Baru
Mengetahui dan menjelaskan pelaksanaan demokrasi pada zaman Reformasi

E. Materi Ajar
Pelaksanaan demokrasi pada zaman Orde Baru, Orde Lama dan Reformasi

F. Metode Pembelajaran
Metode diskusi jenis diskusi kelompok kecil.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I (2x45 Menit)
Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran.
Guru mencatat kehadiran peserta didik.
Apersepsi dengan mengingat kembali tentang demokrasi.
Untuk mengawali materi ini, guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran dari materi sebagai pengantar.

Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menjelaskan kegunaan dan pentingnya mempelajari materi demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memilih dan menentukan masalah dan bagian-bagian masalah yang akan dibahas dan perlu dipecahkan dalam kegiatan belajar.

Elaborasi
Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk membentuk kelompok kecil yaitu tiga kelompok. Banyaknya kelompok disesuaikan dengan materi yang akan dibahas yaitu (1) pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada zaman Orde Lama, (2) pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada zaman Orde Baru, dan (3) pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada zaman reformasi
Guru membagikan bagian-bagian masalah kepada masing-masing kelompok kecil, yaitu: Kelompok Pertama mendiskusikan pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada zaman Orde Lama, Kelompok Kedua mendiskusikan pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada zaman Orde Baru, dan Kelompok Ketiga mendiskusikan pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada zaman reformasi.
Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membahas bagian masalah yang telah ditentukan. Para peserta didik dalam kelompok kecil itu memperjelas bagian masalah, serta memberikan saran-saran untuk pemecahannya.
Para pelapor dari masing-masing kelompok diskusi menyampaikan laporannya di depan kelas.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang lain menanggapi dan mengomentari laporan tersebut.

Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik.
Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan.

Kegiatan Akhir
Dengan bimbingan guru, peserta didik diminta untuk membuat rangkuman peserta didik dan guru melakukan refleksi.
Guru memberikan tugas (PR).

Pertemuan II (2x45 Menit)
Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran.
Guru mencatat kehadiran peserta didik.
Apersepsi dengan mengingat kembali tentang demokrasi.
Untuk mengawali materi ini, guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran dari materi sebagai pengantar.

Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menjelaskan kegunaan dan pentingnya mempelajari materi demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memilih dan menentukan masalah dan bagian-bagian masalah yang akan dibahas dan perlu dipecahkan dalam kegiatan belajar.

Elaborasi
Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk membentuk kelompok kecil yaitu tiga kelompok. Banyaknya kelompok disesuaikan dengan materi yang akan dibahas yaitu (1) pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada zaman Orde Lama, (2) pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada zaman Orde Baru, dan (3) pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada zaman reformasi.
Guru membagikan bagian-bagian masalah kepada masing-masing kelompok kecil, yaitu: Kelompok Pertama mendiskusikan pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada zaman Orde Lama, Kelompok Kedua mendiskusikan pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada zaman Orde Baru, dan Kelompok Ketiga mendiskusikan pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada zaman reformasi.
Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membahas bagian masalah yang telah ditentukan. Para peserta didik dalam kelompok kecil itu memperjelas bagian masalah, serta memberikan saran-saran untuk pemecahannya.
Para pelapor dari masing-masing kelompok diskusi menyampaikan laporannya di depan kelas.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang lain menanggapi dan mengomentari laporan tersebut.

Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik.
Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan.
Kegiatan Akhir
Dengan bimbingan guru, peserta didik diminta untuk membuat rangkuman.
Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
Guru memberikan tugas (PR).

H. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Alat Peraga
2. Sumber : - Buku pelajaran PKn untuk SMK Kelas XI.
- Buku referensi lain.

I. Penilaian
Teknik : Tugas individu, tugas kelompok, ulangan harian
Bentuk Instrumen : Essay
Contoh Instrumen :
Apa yang menjadi perbedaan mendasar dalam pelaksanaan demokrasi sejak Orde Lama, Orde Baru, dan masa Reformasi?
Menurut Anda, demokrasi pada masa manakah yang paling baik untuk dijalankan di Indonesia?


Mengetahui,
Kepala Sekolah





............................................
Jakarta,    September 2014
Peneliti,





AHMAD IRSAN
NPM : 20118200279


 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS III

Sekolah : SMK Al Irsyad Al Islamiyah Jakarta
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : XI / 1
Waktu : 4x45 Menit (2x Pertemuan)

A. Standar Kompetensi
2. Menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani.

B. Kompetensi Dasar
2.4 Menampilkan perilaku budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.

C. Indikator
Pembangunan demokrasi di Indonesia melalui pelaksanaan Pemilihan Umum.
Budaya demokrasi dalam berbagai kehidupan.

D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu:
Mengetahui dan menjelaskan pembangunan demokrasi di Indonesia melalui pelaksanaan Pemilihan Umum.
Mengetahui dan menjelaskan budaya demokrasi dalam berbagai kehidupan.

E. Materi Ajar
Pembangunan demokrasi dan budaya demokrasi dalam berbagai kehidupan.

F. Metode Pembelajaran
Metode diskusi jenis diskusi kelompok kecil yang divariasikan dengan diskusi panel.



G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I (2x45 Menit)
Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran.
Guru mencatat kehadiran peserta didik.
Apersepsi dengan mengingat kembali tentang demokrasi.
Untuk mengawali materi ini, guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran dari materi sebagai pengantar.

Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menjelaskan kegunaan dan pentingnya mempelajari materi demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memilih dan menentukan masalah dan bagian-bagian masalah yang akan dibahas dan perlu dipecahkan dalam kegiatan belajar.
Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk membentuk kelompok kecil yaitu empat kelompok.

Elaborasi
Guru membagikan bagian-bagian masalah kepada masing-masing kelompok kecil, yaitu: Kelompok Pertama dan Kedua mendiskusikan pembangunan demokrasi di Indonesia melalui pelaksanaan pemilihan umum. Kelompok Ketiga dan Keempat mendiskusikan budaya demokrasi dalam berbagai kehidupan.
Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membahas bagian masalah yang telah ditentukan. Para peserta didik dalam kelompok kecil itu memperjelas bagian masalah, serta memberikan saran-saran untuk pemecahannya.
Para ketua dari masing-masing kelompok diskusi akan mewakili kelompoknya dalam diskusi panel.
Guru dan peserta didik membentuk kelompok diskusi panel, dengan mengatur tempat duduk peserta didik dalam formasi semi lingkaran di bagian depan kelas. Masing-masing ketua kelompok yang mewakili kelompoknya didik dalam formasi semi lingkaran tersebut dan peserta didik yang lain duduk di sekeliling kelompok diskusi.
Diskusi panel dilakukan oleh para ketua kelompok dengan melakukan tanya jawab dan tanggapan terhadap kedua materi yang telah didiskusikan dalam kelompok kecil sebelumnya.
Peserta didik yang menjadi anggota dari kelompok kecil sebelumnya membuat catatan dari hasil diskusi panel.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik anggota kelompok kecil menanggapi dan mengomentari hasil diskusi panel tersebut.

Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik.
Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan.

Kegiatan Akhir
Dengan bimbingan guru, peserta didik diminta untuk membuat rangkuman peserta didik dan guru melakukan refleksi.
Guru memberikan tugas (PR).

Pertemuan II (2x45 Menit)
Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran.
Guru mencatat kehadiran peserta didik.
Apersepsi dengan mengingat kembali tentang demokrasi.
Untuk mengawali materi ini, guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran dari materi sebagai pengantar.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Guru menjelaskan kegunaan dan pentingnya mempelajari materi demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.
Guru memilih dan menentukan masalah dan bagian-bagian masalah yang akan dibahas dan perlu dipecahkan dalam kegiatan belajar.
Guru menunjuk beberapa peserta didik untuk membentuk kelompok kecil yaitu empat kelompok.

Elaborasi
Guru membagikan bagian-bagian masalah kepada masing-masing kelompok kecil, yaitu: Kelompok Pertama dan Kedua mendiskusikan pembangunan demokrasi di Indonesia melalui pelaksanaan pemilihan umum. Kelompok Ketiga dan Keempat mendiskusikan budaya demokrasi dalam berbagai kehidupan.
Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membahas bagian masalah yang telah ditentukan. Para peserta didik dalam kelompok kecil itu memperjelas bagian masalah, serta memberikan saran-saran untuk pemecahannya.
Para ketua dari masing-masing kelompok diskusi akan mewakili kelompoknya dalam diskusi panel.
Guru dan peserta didik membentuk kelompok diskusi panel, dengan mengatur tempat duduk peserta didik dalam formasi semi lingkaran di bagian depan kelas. Masing-masing ketua kelompok yang mewakili kelompoknya didik dalam formasi semi lingkaran tersebut dan peserta didik yang lain duduk di sekeliling kelompok diskusi.
Diskusi panel dilakukan oleh para ketua kelompok dengan melakukan tanya jawab dan tanggapan terhadap kedua materi yang telah didiskusikan dalam kelompok kecil sebelumnya.
Peserta didik yang menjadi anggota dari kelompok kecil sebelumnya membuat catatan dari hasil diskusi panel.
Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik anggota kelompok kecil menanggapi dan mengomentari hasil diskusi panel tersebut.

Konfirmasi
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik.
Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan.

Kegiatan Akhir
Dengan bimbingan guru, peserta didik diminta untuk membuat rangkuman.
Peserta didik dan guru melakukan refleksi.
Guru memberikan tugas (PR).

H. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat : Alat Peraga
2. Sumber : - Buku pelajaran PKn untuk SMK Kelas XI.
- Buku referensi lain.

I. Penilaian
Teknik : Tugas individu, tugas kelompok, ulangan harian
Bentuk Instrumen : Essay
Contoh Instrumen :
Bagaimana pendapat Anda terhadap salah satu aparat penegak hukum yang tidak memegang amanat hukum?
Bagaimana pandangan anda terhadap usaha pemerintah untuk melaksanakan pemilihan umum secara langsung?

Mengetahui,
Kepala Sekolah



............................................
Jakarta,    September 2014
Peneliti,



AHMAD IRSAN
NPM : 20118200279

📑Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Melarang Isbâl 📜

📌 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan tata cara berpakaian baik bagi kaum lelaki yang berbeda dengan kaum wanita. Secara khusus, teladan umat Islam itu melarang kaum lelaki untuk melakukan isbâl, yaitu menjulurkan pakaian bagian bawah (celana atau sarung dll) sampai menutup dua mata kaki.

📌 Paling utama, pakaian bawah berada sebatas betis. Namun, lebih dari itu diperbolehkan asalkan tidak melebihi mata kaki.

📌 Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

هَذَا مَوْضِعُ اْلإِزَارِ فَإِنْ أَبَيْتَ فَأَسْفَلَ فَإِنْ أَبَيْتَ فَلاَ حَقَّ لِْلإِزَارِ فِي الْكَعْبَيْنِ

"Ini (di setengah betis) adalah tempat pakaian bagian bawah. Jika engkau tidak menginginkannya, maka turunkan sedikit, jika engkau tidak menginginkanya, maka pakaian bawah tidak boleh berada melebihi dua mata kaki." [HR. Turmudzi no.1709, Ibnu Mâjah no. 3562, Ahmad 22159]

📌 Dalam hadits lain, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Yang berada di bawah dua mata kaki dari pakaian bawah berada di neraka.” [al-Misykâh no: 4314, 4331]

📌 Apakah perkara ini bisa dianggap sepele? Maka melalui beberapa hadits berikut, jawabannya akan tersimpulkan.

📌 Dalam hadits yang diriwayatkan Muslim dari Ibnu 'Umar Radhiyallahu anhu , ia berkata, "Aku melewati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan pakaian bawahku menjulur (ke tanah), maka beliau berkata: "Hai 'Abdullâh, angkat pakaianmu". Maka aku pun mengangkatnya. Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: "Angkat lagi". Maka aku angkat lagi. Kemudian aku selalu memperhatikan perkara ini. Sebagian orang berkata: "Sampai mana?" ia Radhiyallahu anhu berkata: "Sampai setengah betis".

📌 Dari al-Asy'ats bin Sulaim yang berkata; " Bibiku bercerita kepadaku tentang pamannya, 'Ubaid bin Khâlid al-Muhâribi Radhiyallahu anhu yang berkata: "Ketika aku berjalan di kota Madinah, tiba-tiba ada orang di belakangku berkata: "Angkat pakaian bawahmu. Sesungguhnya itu lebih menunjukkan ketakwaanmu". Ternyata orang itu adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata: "Tidakkah engkau meneladani diriku". Aku melihat, dan ternyata pakaian bawah beliau hanya sampai setengah betis". [Hadits shahîh, Mukhtashar as-Syamâil no. 97]

📌 Syaikh al-Albâni rahimahullah berkomentar mengenai hadits Ibnu 'Umar Radhiyallahu anhu : "Jika terhadap Ibnu 'Umar Radhiyallahu anhu , yang termasuk Sahabat yang terkemuka dan paling bertakwa- Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ternyata tidak mendiamkannya saat pakaian bawahnya menjulur (melewati mata kaki) dan beliau memerintahkannya untuk mengangkatnya; maka hal ini menunjukkan larangan isbâl tidak terikat dengan niat sombong pelakunya. Seandainya menyaksikan sebagian da`i yang memanjangkan jubahnya atau celana bawahnya (hingga melewati mata kaki, red), pastilah beliau akan lebih mengingkarinya. Mereka tidak akan mampu membantah pengingkaran beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam terhadap mereka, dengan dalih tidak melakukannya dengan kesombongan, padahal dengan sengaja mereka melakukannya.

Sebabnya Ibnu 'Umar Radhiyallahu anhu yang sudah dikenal bersifat zuhud, lebih komitmen dengan Sunnah, tidak mengerjakannya dengan unsur kesombongan daripada mereka, akan tetapi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap saja mengingkarinya. Ternyata Sahabat ini bersegera menyambutnya. Apakah ada orang yang akan menyambutnya hari ini?" [Muqaddimah Mukhtashar as-Syamâil hal. 10-11]

📌 Kejadian di atas dapat menjadi pelajaran penting bagi siapa saja yang kurang memperhatikan petunjuk Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dalam masalah ini dengan berbagai alasan. Apalagi bila ditambah dengan kejadian di bawah ini.

📌 Di masa kritis menjelang kematiannya pasca penusukan Suatu ketika, 'Umar Radhiyallahu anhu menyaksikan seorang pemuda datang kepadanya. Pemuda itu memuji Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu. Saat ia berbalik untuk keluar, 'Umar Radhiyallahu anhu melihat pakaiannya menyentuh tanah. Maka dia menyuruh orang yang ada : "Panggillah kembali pemuda itu". Ketika pemuda datang, maka 'Umar Radhiyallahu anhu menasehati:

يَا ابْنَ أَخِي ارْفَعْ ثَوْبَكَ فَإِنَّهُ أَبْقَى لِثَوْبِكَ وَأَتْقَى لِرَبِّكَ

"Wahai anak saudaraku. Angkatlah pakaianmu. Itu lebih mengawetkan pakaianmu dan lebih menunjukkan ketakwaanmu kepada Allah Azza wa Jalla". [HR al-Bukhâri no.3700]

📌 Ternyata, persoalan ini menjadi perhatian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Sahabatnya. Dari sini, semestinya para tokoh agama yang menjadi teladan di tengah masyarakat, orang-orang yang menyuarakan penegakan syariat Islam dan para aktifis dakwah lebih memperhatikan hal ini. Allah Azza wa Jalla berfirman:

إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” [Qâf/50:37].

Wallahu waliyyut taufiq.

الله أعلم بالصواب
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

@ Admin
♻ Silahkan disebar kiriman ini, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazakumullahu Khairan.

 📲 Daftar : Nama, Pekerjaan, L/P, Alamat, kirim ke 085255343898 (Melalui Whats App Bukan SMS)

Yang Mesti Dihilangkan Dari Penuntut Ilmu

Edisi Akhlaq
📑



✒ Yang Mesti Dihilangkan Dari  Penuntut Ilmu 📜

1⃣ Futur dalam Menuntut Ilmu.

📌 Seorang penuntut ilmu tidak boleh futur dalam usahanya untuk memperoleh dan mengamalkan ilmu.

📌 Futur yaitu rasa malas, enggan, dan lamban dimana sebelumnya ia rajin, bersungguh-sungguh, dan penuh semangat.

📌 Futur adalah satu penyakit yang sering menyerang sebagian ahli ibadah, para da’i, dan penuntut ilmu. Sehingga seseorang menjadi lemah dan malas, bahkan terkadang berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan.

📌 Orang yang terkena penyakit futur ini berada pada tiga golongan, yaitu:

1). Golongan yang berhenti sama sekali dari aktivitasnya dengan sebab futur, dan golongan ini banyak sekali.

2). Golongan yang terus dalam kemalasan dan patah semangat, namun tidak sampai berhenti sama sekali dari aktivitasnya, dan golongan ini lebih banyak lagi.

3). Golongan yang kembali pada keadaan semula, dan golongan ini sangat sedikit.

📌 Futur memiliki banyak dan bermacam-macam sebab. Apabila seorang muslim selamat dari sebagiannya, maka sedikit sekali kemungkinan selamat dari yang lainnya.

📌 Sebab-sebab ini sebagiannya ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Di antara sebab-sebab itu adalah.

1). Hilangnya keikhlasan.
2). Lemahnya ilmu syar’i.
3). Ketergantungan hati kepada dunia dan melupakan akhirat.
4). Fitnah (cobaan) berupa isteri dan anak.
5). Hidup di tengah masyarakat yang rusak.
6). Berteman dengan orang-orang yang memiliki keinginan yang lemah dan cita-cita duniawi.
7). Melakukan dosa dan maksiyat serta memakan yang haram.
8). Tidak mempunyai tujuan yang jelas (baik dalam menuntut ilmu maupun berdakwah).
9). Lemahnya iman.
10). Menyendiri (tidak mau berjama’ah).
11). Lemahnya pendidikan.
12). Bosan muroja'ah (mengulang) pelajaran [admin]

📌 Futur adalah penyakit yang sangat ganas, namun tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan Dia pun menurunkan obatnya. Akan mengetahuinya orang-orang yang mau mengetahuinya, dan tidak akan mengetahuinya orang-orang yang enggan mengetahuinya.

📌 Di antara obat penyakit futur adalah.

1). Memperbaharui keimanan. Yaitu dengan mentauhidkan Allah dan memohon kepada-Nya agar ditambah keimanan, serta memperbanyak ibadah, menjaga shalat wajib yang lima waktu dengan berjama’ah, mengerjakan shalat-shalat sunnah rawatib, melakukan shalat Tahajjud dan Witir. Begitu juga dengan bersedekah, silaturahmi, birrul walidain, dan selainnya dari amal-amal ketaatan.
2). Merasa selalu diawasi Allah Ta’ala dan banyak berdzikir kepada-Nya.
3). Ikhlas dan takwa.
4). Mensucikan hati (dari kotoran syirik, bid’ah dan maksiyat).
5). Menuntut ilmu, tekun menghadiri pelajaran, majelis taklim, muhadharah ilmiyyah, dan daurah-daurah syar’iyyah.
6). Mengatur waktu dan mengintrospeksi diri.
7). Mencari teman yang baik (shalih).
8). Memperbanyak mengingat kematian dan takut terhadap suul khatimah (akhir kehidupan yang jelek).
9). Sabar dan belajar untuk sabar.
10). Berdo’a dan memohon pertologan Allah.
11). Moroja'ah atau mengulang materi yang telah diberikan.

2⃣ Putus Asa (Bosan) dalam Menuntut Ilmu.

📌 Sebab, bosan adalah penyakit yang mematikan, membunuh cita-cita seseorang sebesar sifat bosan yang ada pada dirinya.

📌 Setiap kali orang itu menyerah terhadap kebosanan, maka ilmunya akan semakin berkurang. Terkadang sebagian kita berkata dengan tingkah lakunya, bahkan dengan lisannya, “Saya telah pergi ke banyak majelis ilmu, namun saya tidak bisa mengambil manfaat kecuali sedikit.”

📌 Ingatlah wahai saudaraku, kehadiran Anda dalam majelis ilmu cukup membuat Anda mendapatkan pahala. Bagaimana jika Anda mengumpulkan antara pahala dan manfaat? Oleh karena itu, janganlah putus asa.
📌 Ketahuilah, ada beberapa orang yang jika saya ceritakan kisah mereka, maka Anda akan terheran-heran. Di antaranya, pengarang kitab Dzail Thabaqaat al-Hanabilah. Ketika menulis biografi, ia menyebutkan banyak cerita unik beberapa orang ketika mereka menuntut ilmu.

📌 ‘Abdurrahman bin an-Nafis -salah seorang ulama madzhab Hambali- dulunya adalah seorang penyanyi. Ia mempunyai suara yang bagus, lalu ia bertaubat dari kemunkaran ini. Ia pun menuntut ilmu dan ia menghafal kitab al-Haraqi, salah satu kitab madzhab Hambali yang terkenal. Lihatlah bagaimana keadaannya semula. Ketika ia jujur dalam taubatnya, apa yang ia dapatkan?

📌 Demikian pula dengan ‘Abdullah bin Abil Hasan al-Jubba’i. Dahulunya ia seorang Nashrani. Kelurganya juga Nashrani bahkan ayahnya pendeta orang-orang Nashrani sangat mengagungkan mereka. Akhirnya ia masuk Islam, menghafal Al-Quran dan menuntut ilmu. Sebagian orang yang sempat melihatnya berkata, “Ia mempunyai pengaruh dan kemuliaan di kota Baghdad.”

📌 Demikian juga dengan Nashiruddin Ahmad bin ‘Abdis Salam. Dahulu ia adalah seorang penyamun (perampok). Ia menceritakan tentang kisah taubatnya dirinya: Suatu hari ketika tengah menghadang orang yang lewat, ia duduk di bawah pohon kurma atau di bawah pagar kurma. Lalu melihat burung berpindah dari pohon kurma dengan teratur. Ia merasa heran lalu memanjat ke salah satu pohon kurma itu. Ia melihat ular yang sudah buta dan burung tersebut melemparkan makanan untuknya. Ia merasa heran dengan apa yang dilihat, lalu ia pun taubat dari dosanya. Kemudian ia menuntut ilmu dan banyak mendengar dari para ulama. Banyak juga dari mereka yang mendengar pelajarannya.

📌 Inilah sosok-sosok yang dahulunya adalah seorang penyamun, penyanyi dan ada pula yang Nashrani. Walau demikian, mereka menjadi pemuka ulama, sosok mereka diacungi jempol dan amal mereka disebut-sebut setelah mereka meninggal.

📌 Jangan putus asa, berusahalah dengan sungguh-sungguh, mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan lemah. Walaupun Anda pada hari ini belum mendapatkan ilmu, maka curahkanlah terus usahamu di hari kedua, ketiga, keempat,.... setahun, dua tahun, dan seterusnya.

3⃣ Terburu-buru untuk Mendapatkan Ilmu.

📌 Seorang penuntut ilmu tidak boleh terburu-buru dalam meraih ilmu syar’i. Menuntut ilmu syar’i tidak bisa kilat atau dikursuskan dalam waktu singkat. Harus diingat, bahwa perjalanan dalam menuntut ilmu adalah panjang dan lama, oleh karena itu wajib sabar dan selalu memohon pertolongan kepada Allah agar tetap istiqamah dalam kebenaran.

4⃣ Malas Muroja'ah Pelajaran (admin)

📌 Salah satu penyakit yang mesti dihilangkan sebagian penuntut ilmu yakni mereka seakan-akan tidak butuh lagi terhadap ilmu yang telah mereka dapatkan.

📌 Ketika mereka diberi ilmu, maka terbetik dihati atau ucapan mereka bahwa 'pembahasan ini sudah kami dapatkan dari ulama ini', 'materi ini sudah disampaikan ustaf fulan', dan ucapan-ucapan lainnya.

📌 Hendaknya kita banyak mengulang materi yang telah kita dapatkan. Bukankah para ulama terdahulu kita ada yang beberapa tahun untuk mempelajari Adab sebelum pindah ke materi yang lain.

Wallahu waliyyut taufiq.

الله أعلم بالصواب
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

📚 Disalin dari buku Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga “Panduan Menuntut Ilmu.”
👤 Yazid bin Abdul Qadir Jawas,

@ Admin
♻ Silahkan disebar kiriman ini, semoga bermanfaat dan menjadi amal jariyah. Jazakumullahu Khairan.

 📲 Daftar : Nama, Pekerjaan, L/P, Alamat, kirim ke 085255343898 (Melalui Whats App Bukan SMS)
02-05-2015
Ustad Ali Saman (syiarah kitab tauhid)

🔊Memperjalankan di waktu malam (Al-'Isrā'):57 - Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.

🔊Perhiasan (Az-Zukhruf):26 - Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah,

🔊Perhiasan (Az-Zukhruf):27 - tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku".

🔊Nabi tidak pernah mengjarkan bertawasul kepada orang yang mati untuk meminta hajat

🔊kenapa dilarang, karena mengurangi keimanan kepada Allah,

🔊bertawasul boleh dengan Asmaul husna dan amal sholeh kita

🔊Dampak negaatif bertawasul hajat dikubur, memperbanyak ziarah tidak syiari,membangun kuburan dan dihias

🔊Wasiat orang tua kepada anak adalah: siapa yang akan kau sembah setelah bapa mati? Jawabannya zembah lah Allah  agar menjaga islam,  pahala tetap mengalir kepada bapanya, pahala putus sebab murtad menyembah selain Allah

🔊Pengampunan (At-Tawbah):31 - Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

🔊faedah ayat diatas adalah seperti mengikuti para pemimpin dalam perbuatan syirik .mentuhankan/أربابا

🔊Sapi Betina (Al-Baqarah):165 - Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

🔊penafsiran tauhid dan syahadah   لا اله الا الله .pengesaan Allah

🔊Pernyataan al kholil (nabi ibrohim) kepada orang kafir: sesungguhnya aku berlepas diridari segala yang kamu sembah, kecuali (rabb) yang menciptakanku